Pages

Senin, 29 Agustus 2011

0 ibu seorang motifasi

Kata– kata itu selalu dicamkan Ibu pada
kami, anak -anaknya , setiap kali kami
menemui kegagalan . Terkadang kami
menganggap hal itu sungguh klise,
atau sebuah nasehat yang biasa untuk
memotivasi kami bila kami larut dalam
kesedihan saat mendapati sesuatu
yang tidak seperti kami inginkan. Tapi
sekarang betapa aku rindu sekali
mendengar nasehat Ibu terlebih bila
aku terbentur masalah kantor , rumah
tangga ataupun yang lain .
Ibuku memang seorang wanita yang
giat dan tegar. Suatu kejadian masa
lalu yang sempat aku dengar dari
kakakku selalu terngiang dan membuat
hatiku bangga pada Ibu . Saat itu
Ayahku bekerja di sebuah perusahaan
penerbangan milik negara dengan gaji
yang tinggi . Tentu saja semua
kebutuhan anak -anaknya pada masa
tersebut ada enam orang dapat
tercukupi.
Sampai pada suatu peristiwa yang
merubah jalan hidup Ayah dan
keluargaku . Tahun itu ternyata sedang
berlangsung peristiwa pencarian dan
penangkapan orang–orang yang
terlibat suatu Organisasi atau partai
yang terlarang pada masa itu . Berita
yang sangat buruk sungguh
mengejutkan Ayah dan rekan-rekan di
kantornya. Atasan Ayah termasuk
orang yang dicari dan langsung
diberhentikan oleh perusahaan .
Rupanya atasan Ayah mempunyai niat
buruk. Semua staff yang berada
dibawahnya dilaporkannya ikut terlibat
pada partai tersebut .Tanpa diusut
lebih lanjut semua staff di kantor
diberhentikan termasuk Ayahku .
Ayahku tentu saja merasa bingung dan
gundah gulana , apa lagi sulit sekali
mencari pekerjaan ditambah lagi
dengan cap terlibat partai terlarang .
Disitulah Ibuku dituntut untuk berjiwa
besar.. Ibu terus menasehati Ayah agar
terus berusaha dan pantang berputus
asa . Masa berganti masa dan bulan
berganti bulan namun Ayah belum
kunjung mendapat pekerjaan .
Pesangon yang diberikan perusahaan
yang kemudian dijadikan modal kerja
sama usaha pun ternyata malah ditipu
oleh teman Ayah sendiri .
Ayahku mulai patah semangat dan dan
mulai malas untuk mencari kerja,
namun Ibu tak kenal lelah untuk
memotivasi Ayah . Padahal saat itu Ayah
tidak bisa mencukupi kebutuhan
keluarga lagi . Dalam keputusasaan ,
Ayah menjadi lebih temperamental.
Apa saja yang tidak mengenakkan
hatinya , Ayah pasti langsung emosi.
Menurut cerita kakak - kakakku, ketika
Ayah marah, tak seorang pun yang
berani mengusik Ayah karena takut
menjadi sasaran kemarahan Ayah . Tapi
Ibu sangat sabar dan memaklumi
mengapa Ayah menjadi lebih
pemarah . Ibu berusaha mengerti
segala kekalutan dan kebingungan
Ayah .
"Jangan marah pada Ayah . Kita semua
harus mendukung Ayah dan memberi
semangat padanya . Kita harus terus
berdo’a kepada Tuhan semoga
diberikan jalan keluar untuk Ayah dan
keluarga kita ," demikian kata- kata Ibu
pada kakak -kakakku bila mereka
mengeluh tentang Ayah dan nasehat
itu selalu diingat oleh kakak -kakakku.
Ibu memang wanita luar biasa. Di saat
keuangan yang sulit , Ibu harus
memutar pikiran untuk mencukupi
kebutuhan keluarga sehari- hari.
Mulailah Ibu menanam sayur -sayuran
di kebun belakang , sehingga dari
sanalah dapur kami dapat mengepul .
Kakak-kakakku cerita , ketika itu mereka
harus makan sangat sederhana .
Bayangkan bila sebelumnya mereka
bisa makan enak , saat itu mereka harus
bersyukur bila hanya makan dengan
sayur dan sambal atau kerupuk.
Sedangkan untuk kebutuhan sekolah
anak – anak dan untuk membeli beras
Ibuku mengkreditkan pakaian ke
rumah –rumah tetangga . Banyak
tetangga yang mencemooh dan
merendahkan Ibuku yang dulunya
hidup enak sekarang harus bekerja
keras . Bila kakak -kakakku menjadi
marah karena sindiran dari para
tetangga yang sepertinya senang
dengan kemelaratan kami , namun Ibu
dengan senyumnya yang selalu bisa
menenangkan hati itu tidak
memasukkan ke dalam hatinya setiap
perlakuan yang sangat tidak
mengenakkan itu. Ibu tetap bersyukur
pada Tuhan atas semua rezeki yang
diberikan Tuhan .
"Tapi kita tidak bisa diam saja bu , bila
dihina seperti itu?!"
"Awas saja, akan kubalas ejekan
mereka pada Ibu !"
Begitulah kemarahan- kemarahan
kakak -kakakku melihat Ibu kami disakiti
dan diejek. Tapi Ibu tak pernah
terbawa emosi. Dengan lembutnya Ibu
menenangkan kakak -kakakku yang
sedang emosi itu.
"Marah tak akan menyelesaikan
masalah, nak . Untuk apa meruncing
permasalahan dan menambah musuh
kan ?" demikian Ibu berujar , " engan
berdo’a yang tak putus- putus, suatu
saat Tuhan pasti memberikan balasan
dari setiap usaha yang kita kerjakan .
Satu hal yang harus selalu diingat ,
bersyukurlah, karena hari ini pun kita
masih bisa makan , itulah rezeki yang
diberikan Tuhan untuk kita . "
Ah… Ibu memang wanita yang sangat
tegar . Kesabaran dan ketabahannya
dalam menapaki hidup sepertinya
menyentuh hati Ayahku . Akhirnya
semangat Ayahku bangkit kembali.
Ayah bangkit dari tidurnya lelapnya
dan mulai mengisi hari- hari dengan
harapan dan semangat dalam usaha
mencari pencapaian cita -cita .
Sampai kemudian Ayah melamar kerja
pada suatu perusahaan industri pupuk
milik Negara . Alhamdulillah , berkat
kerja keras dan doa Ayah, Ibu beserta
kakak -kakakku akhirnya Ayahku
diterima. Betapa bahagianya
keluargaku . Semangat Ayah telah
kembali.
Sejak kejadian itulah, Ayahku
sepertinya menyadari kekeliruannya
selama ini. Ayah berjanji pada dirinya
sendiri kalau dia tak pernah lagi mau
berputus asa atapun bersedih bila
mengalami kegagalan . Ayah telah
mengambil hikmah dari semuanya .
Pun saat nenekku, Ibu dari Ayahku
meninggal , tidak seperti paman dan
bibiku yang terus meratap menangisi
kepergian nenekku , Ayah dengan
tegarnya mengurus semua
pemakaman nenek dan dialah yang
berusaha menasehati saudara-
saudaranya agar mengambil hikmah
dari kepergian almarhumah nenek
Ibu memang pelita kami sekeluarga .
Ibu adalah pejuang sejati di keluarga
kami. Sepak terjang dan semangat
juangnya yang tinggi memberikan
kekuatan pada kami , anak -anaknya
dalam meniti hidup. Dan kini ketika aku
telah berkeluarga dan jauh dari Ibu ,
sungguh nasehat Ibu selalu aku ingat
dan senantiasa aku rindukan .

0 komentar:

Posting Komentar